Ini tentang pernikahan penuh berkah yang melahirkan generasi sholeh karena berasal dari bibit yang juga sholeh dan sholihah
Alkisah di sebuah negeri di Madinah ada seorang pemuda sholeh yang telah berusia matang dan siap untuk menikah, saat itu usianya kurang lebih dua puluh tahun dan ia menyampaikan niatnya untuk segera melaksanakan salah satu sunnah Rasulullah SAW itu kepada ayahnya dan ia mempercayakan ayahnya untuk mencarikannya seorang calon isteri yang baik lagi sholehah. Akhirnya sang ayah mencarikan sosok wanita tersebut dan menemukannya kemudian menjodohkan dengan anak laki-lakinya itu. Sang pemuda dengan sepenuh hati percaya dan yakin bahwa pilihan orang tuanya adalah yang terbaik sehingga tanpa perlu waktu lama akhirnya iapun menyetujui untuk menikahi gadis tersebut.
Hari pernikahan pun tiba dan pernikahan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan kehendak dari kedua belah pihak.Acaranya berlangsung lancar hingga akhirnya tiba saat malam pertama bagi kedua pengantin. Malam pertama dimana dua insan dipertemukan dalam satu ruangan dalam kondisi yang memungkinkan saling melihat satu sama lain, terlihat apa yang tidak biasa tampak dari mereka. Di situlah akhirnya sang pemuda merasa agak kaget dan kecewa karena menemukan sesuatu cacat di tubuh isterinya, bagaimana mungkin ayahnya lalai dalam hal ini padahal ia sudah sangat yakin bahwa ayahnya telah memilihkan seseorang yang terbaik, namun ternyata di luar dugaan ketika malam itu ia melihat kondisi isterinya. Namun karena kesholehannya iapun mengurungkan untuk mengatakan sepatah katapun yang dapat membuat sedih isterinya. Meskipun begitu, sang isteri yang juga seorang perempuan sholihah, menyadari walaupun suaminya tidak mengatakan apapun tentang dirinya namun ia dapat mengetahui kekecewaan yang terlihat dari raut wajah suaminya. Kekecewaan karena adanya sesuatu kekurangan pada dirinya, hingga akhirnya sang isteri pun membacakan surat An-Nisa untuk menghibur hati suaminya.
"Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya,terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyuaki mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS. An-Nisa :19)
Mendengar apa yang diucapkan oleh isterinya, kemudian sang pemuda pun akhirnya langsung tersenyum dan ikhlas menerima keadaan isterinya seutuhnya. Hingga akhirnya terjadilah apa yang harus terjadi pada malam itu.
Beberapa hari setelah pernikahan terjadi, tersiar berita bahwa khalifah meminta para pemuda untuk ikut andil dan ikut berperang dan berhijrah karena kondisi pemerintahan yang saat itu dalam keadaan perang di bagian negeri yang lain.
Karena sang pemuda adalah seorang yang sholeh, akhirnya iapun terpanggil dan turut serta dalam perintah sang khalifah untuk hijrah dan berperang. Sebelum kepergiannya ia berpesan kepada sang isteri agar dapat senantiasa menjaga diri dan kehormatannya selama ia pergi berperang. Sang isteri pun dengan ikhlas melepaskan kepergian suaminya dan berjanji akan melaksanakan perintah suaminya tersebut.
Waktupun terus bergulir. Karena masa peperangan saat itu tidak dapat diprediksi jangka waktunya sehingga tidak ada satu orang pun yang tahu kapan mereka yang pergi akan kembali dan apakah mereka akan selamat dalam peperangan yang akan terjadi. Hingga musim pun terus berganti selama 11 tahun akhirnya sang pemuda diberikan keselamatan sehingga dapat kembali pulang ke kampung halamannya.
Sebagai seseorang yang sholeh, yang pertama kali teringat olehnya bukanlah isterinya yang ditinggalkan pada saat mereka masih dalam kondisi pengantin baru, entah bagaimana kondisi isterinya saat ini. Tapi yang langsung dituju pertama kali olehnya adalah mesjid karena ia ingin beryukur atas nikmat Allah SWT sehingga ia dapat selamat dari peperangan yang memakan waktu lama itu. Hingga akhirnya ia pun menemukan sebuah masjid dan kemudian berwudhu dan melaksanakan sholat. Setelah selesai melaksanakan sholat, kemudian ia menjadi penasaran ketika melihat di sudut masjid terdapat sebuah halaqoh dimana banyak para kiai dan ulama sedang berkumpul disana sedang mendengarkan ilmu dan mereka terlihat terangguk-angguk mendengar apa yang disampaikan oleh sang pemberi ilmu.Pastilah guru yang sedang berbicara di hadapan mereka adalah seseorang yang memiliki ilmu yang tinggi, pikir sang pemuda.
Akhirnya iapun mendekati halaqoh tersebut dan ia merasa takjub ketika mengetahui bahwa ternyata guru yang menyampaikan ilmu tersebut adalah seorang anak kecil yang hanya berusia 11 tahun. Namun apa yang disampaikan olehnya adalah ilmu yang sangat tinggi dan biasanya dimiliki oleh seorang guru besar. Iapun mengikuti pertemuan itu sampai selesai dan bermaksud hendak mencari tahu tentang sosok anak kecil tersebut. Selesai pertemuan tersebut si anak pun pulang diikuti oleh sang pemuda itu. Di sepanjang perjalanan yang dilalui ia merasa sangat familiar dengan jalan yang ia lewati meskipun begitu ia tidak terlalu memikirkannya karena sangat penasaran dengan rumah dan orang tua dari anak tersebut. Hingga akhirnya dalam perjalanan tersebut sampailah ia di suatu kampung, dan ia merasa mengenali daerah itu, hingga akhirnya sampailah si anak pada sebuah rumah yang terletak di ujung jalan kemudian ia mengetuk pintu rumah itu dan mengucapkan salam. Tak lama kemudian terdengarlah jawaban salam dari dalam rumah, sebuah suara yang berasal dari seorang wanita. Kemudian pintu terbuka dan si anak masuk ke rumah tersebut. Dari yang dilihatnya tampak bahwa si anak sepertinya adalah anggota keluarga dari rumah tersebut karena ia begitu santai ketika masuk ke dalam rumah, bukan terlihat layaknya seorang tamu.
Tidak mau terlalu lama dengan rasa penasarannya akhirnya, sang pemuda memutuskan untuk bertamu ke rumah tersebut. Kemudian iapun mendekati rumah itu hingga akhirnya sampailah di depan pintu rumah, dan mulai merasa begitu kenal dengan rumah yang ia hampiri itu. Namun ia kembali menepis perasaan itu kemudian iapun mengetuk pintu rumah itu dan mengucapkan salam. Tak berapa lama terdengar jawaban salam dari dalam rumah. Jawaban yang terdengar dari suara seorang wanita dan anak kecil. Kemudian pintu pun terbuka dan terlihat sosok wanita di hadapannya. Melihat wanita tersebut sang pemuda pun merasa sangat terkejut karena melihat seseorang yang begitu ia kenal namun sudah lama tidak berjumpa, wajah yang begitu dirindukan selama ini. Begitu juga dengan wanita yang membuka pintu pun tak kalah terkejut melihat sosok yang tampak di hadapannya saat itu. Ia tak lain adalah suaminya yang telah pergi 11 tahun lamanya untuk pergi berperang. Dan akhirnya pada saat itu mereka berdua saling berpelukan satu sama lain dan saling melepas rindu setelah terpisah sekian tahun lamanya.
Setelah itu kemudian sang suami melihat anak kecil yang tampak di hadapannya kemudian bertanya tentangnya. Kemudian dijawab oleh sang isteri bahwasanya anak yang ada di hadapannya adalah buah cinta mereka. Setelah beberapa hari menikah, meskipun tidak lama mereka berpisah karena panggilan perang dulu, ternyata Allah SWT menganugerahkan si isteri dapat hamil dan melahirkan, kemudian ia menjaga dan mendidik buah hatinya hingga sampai saat ini. Mendengar penjelasan dari sang isteri, suaminya pun langsung terduduk lemas dan merasa begitu terharu, sambil kemudian terbayang kejadian malam itu di saat pertama kali mereka bertemu di malam pertama setelah menikah, terbayang begitu kecewanya ia pada saat itu dan juga kekecewaannya pada ayahnya karena ia merasa sang ayah kurang teliti dalam memilihkan isteri baginya sehingga tidak mengetahui cacat tersebut, terbayang pula wajah dan senyuman isterinya pada saat itu sambil membacakan surat An Nisa ayat 19. Berlinanglah air matanya sambil mengucap syukur pada Allah SWt atas begitu besarnya nikmat dan karuniaNya sehingga ia diberkahi anak yang begitu pintar dan sholeh, dan kemudian baru menyadari bahwa ayahnya memang telah memilihkan jodoh yang terbaik baginya. Ternyata isterinya adalah seseorang yang begitu sholehah sehingga dapat melahirkan dan mendidik anaknya menjadi anak yang begitu baik dan sholeh pula. Anak itu pun akhirnya dikenal sebagai Imam besar yang kita kenal sebagai Imam Malik. Namanya begitu harum dan terkenal seantero jagat di Madinah hingga ke jazirah Arab lain dan banyak ulama yang berguru padanya. Imam Syafei yang mendengar akan kebijakan dan ketinggian ilmu dari Imam Malik pun sampai penasaran dan sengaja menemuinya di Madinah untuk membuktikan berita yang tersiar. Hingga akhirnya mereka kemudian dipertemukan Allah SWT dan Imam Syafe'i bertukar pikiran dan saling berdiskusi satu sama lain. Hingga akhirnya Imam Syafe'i mengakui bahwa berita yang selama ini terdengar benarlah adanya, bahwa Imam Malik adalah seseorang yang begitu terdidik dan memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi.
(Dituliskan kembali berdasarkan materi yang diperoleh dalam kajian kuliah umum PRANikah oleh Ust. Arsjalsyah @ Mesjid UI, 13 Juli 2013)
izin cipas dan share
BalasHapusSilahkan
HapusSumber periwayatan / marjak nya min
BalasHapus